klas enam angkatan 2009

klas enam  angkatan 2009

Mengenai Saya

MI"nurul amin" (mina) merupakan sarana pemblajaran jenjeng pendidikan madrasah(MI)Madrasah yang terletak di DESA CIBATOK SATU bogor jawa barat Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Kata madrasah dalam bahasa Arab berarti tempat atau wahana untuk mengenyam proses pembelajaran.[1] Dalam bahasa Indonesia madrasah disebut dengan sekolah yang berarti bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pengajaran.[2] madrasah adalah wadah atau tempat belajar ilmu-imu keislaman dan ilmu pengetahuan umum . disamping itu siswa di tuntut mampu menguasai dua bhasa baik ingris maupun bahasa arab. upaya untuk mengoptimalkan ajang kreatifitas seni anak dan di dukung oleh para pengajar yang menguasai dalam bidangnya masing-masing,"GALI POTENSI RAIH PRESTASI"

leader

leader

PROFIL kepsek

MINA" nurul amin " ci batok satu bogor jawa barat indonesia
bapak. cecep haerudin putra dari bapak h. abdul latif dan ibunda hj. nati yang berdomisi di kp.cibatok desa. cibatok satu kec. cibungbulang kab. bogor frofinsi. jawa barat indonesia
PENDIDIKAN: SEKOLAH DASAR CIBATOK SATU TAMAT PADA TAHUN 1981 kemudian meneruskan sekolah ke smp islam pon-pes cipasung singaparna tasikmalaya di bawah asuhan bpk. kh. ilyas ruchyat tamat pada tahun 1984. selanjutnya beliau meneruskan belajarnya ke kota reog, tepatnya di pondok moderen "walisongo" ngabar ponorogo jawa timur indonesia. tamat pada tahun 1988. setelah itu meneruskan study di universitas ibn kholdun bogor yang merupakan kampung halamannya. disamping kuliah beliau berbisnis di bidang bahan bangunan, suplayr juga alat-alat komunikasi.

AGENDA KEGIATAN "PRJUSAMI"

AGENDA KEGIATAN "PRJUSAMI"

BUMI PERKEMAHAN "BUPER"

BUMI PERKEMAHAN "BUPER"
12 FEBRUARI s/d 14

ROUTE TAPAK TILAS AT GUNUNG SALAK

ROUTE TAPAK TILAS AT GUNUNG SALAK

Pengikut

Minggu, 14 Februari 2010

sholat tahajud


Pada saat seseorang menggelar sajadah untuk menunaikan shalat tahajud, ia berada dalam kondisi layaknya orang yang melakukan meditasi dan relaksasi. Jika kita pernah mendengar lirik lagu Tombo Ati yang didendangkan budayawan kondang Emha Ainun Nadjib bersama kelompok musik Kiai Kanjeng, tahajud disebut sebagai salah satu pengobat hati. Sebab shalat sunah yang ditunaikan di keheningan malam itu, mengantarkan orang yang menunaikannya menjadi lebih dekat dengan Allah. Hati yang dekat dengan Tuhannya adalah hati yang damai.

Orang yang rindu tahajud adalah orang yang mempunyai kadar keikhlasan lebih. Ia rela untuk menghentikan kelelapan tidurnya dan bersimpuh pada Sang Khalik. Alquran memuji mereka dengan menyebutnya sebagai orang-orang yang menjauhkan lambungnya dari tempat peraduan.

Tahajud diketahui sebagai ibadah yang ditunaikan pada malam hari, saat setiap orang mengistirahatkan tubuhnya dari kelelahan aktivitas di siang hari. Banyak kalangan menyatakan bahwa idealnya masa tidur di malam hari adalah enam hingga delapan jam. Tidur di malam hari akan memberikan energi baru bagi seseorang untuk melakukan aktivitasnya di pagi hingga siang hari.

Namun kemudian muncul sebuah pendapat lain dari seorang ilmuwan bernama Ray Meddis. Ia menyatakan bahwa masa tidur yang sempurna hanyalah tiga hingga empat jam setiap harinya. Seseorang akan mengalami deep slep sekitar tiga hingga empat jam saja. Tentu seorang Muslim mampu memanfaatkan sisa masa tidur itu untuk memadu cinta dengan Tuhannya, melalui shalat tahajud.

“Bangunlah untuk shalat di malam hari kecuali sedikit daripadanya. Yaitu seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Alquran dengan perlahan-lahan.” (Al-Muzammil [73]: 2-4).

Seorang ilmuwan Muslim asal Mesir, Fadhlalla Haeri, menyatakan bahwa ayat tersebut memberikan panduan bagi muslim untuk mencapai keseimbangan. Di sisa masa istirahatnya, tiga jam masa efektif tidur malam, maka ia pun semestinya bangun untuk menjalankan aktivitas yang bermanfaat. Bangun di waktu malam adalah salah satu aktivitas yang memberikan manfaat.

ia menambahkan, pada saat itu energi did lam tubuh seseorang berada dalam kondisi rndah. Selain itu, medan refleksi juga begitu bersih. Dalam tradisi India, kondisi seperti itu disebut sebagai tahap pembentukan kesadaran yang terjadi pada titik energi ketujuh atau cakra mahkota. Dampaknya, akan meningkatkan intuisi seseorang dan kesadaran diri untuk mampu mengendalikan emosi negatif.

Menurut Haeri, pada saat seseorang menggelar sajadah untuk menunaikan shalat tahajud, ia berada dalam kondisi layaknya orang melakukan meditasi dan relaksasi atas kelenjar pineal. Ini akan menspiritualkan intelektual sesorang disertai dengan kemampuan personal untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah serta menjalin hubungan yang harmonis dengan sesamanya.

Tak hanya itu, pada saat matahari terbenam, kelenjar pineal mulai bekerja dan memproduksi hormon melatonin dalam jumlah besar dan mencapai puncaknya pada pukul 02.00 hingga 03.00 dini hari. Hormon inilah yang kemudian menghasilkan turunan asam amino trytophan dalam jumlah besar pula.

Tahukah Anda? Tahajud menjadi sarana untuk mempertahankan melatonin dalam jumlah yang stabil.

Hormon melatonin akan membentuk sistem kekebalan dalam tubuh dan membatasi gerak pemicu tumor seperti estrogen. Haeri mengungkapkan bahwa pada masa kanak-kanak melatonin yang ada di dalam tubuh berjumlah 120 picogram. Namun jumlah tersebut akan semakin menurun pada usia 20 30 tahun. Selain secara alamiah, pengurangan jumlah melatonin di dalam tubuh juga diakibatkan adanya pengaruh eksternal, seperti: tidur larut, medan elektromagnetik, dan polutan kimia misalnya pestisida, yang pada akhirnya menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Pada titik tertentu bahkan menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh.

Kafein yang terkandung di dalam kopi, teh hitam, dan soda tertentu juga akan menyebabkan kemampuan antioksidan melatonin berkurang. Keadaan ini akan membahayakan sel-sel tubuh saat seseorang tengah terjaga. Dengan demikian, kata Haeri, yang harus menjadi perhatian adalah bukan kuantitas tidur seseorang untuk memberikan kebugaran pada tubuh, tetapi justru kualitas tidur. Tiga jam adalah waktu yang cukup untuk itu.

Tahajud tidak hanya memberikan pengaruh pada posisi melatonin. Gerakan ibadah di sepertiga malam terakhir ini juga memberikan pengaruh tertentu pada tubuh. Setidaknya, pada saat berdiri tegak dan mengangkat takbir secara tidak langsung akan membuat rongga toraks dalam paru-paru membesar. Ini akan menyebabkan banyak oksigen yang masuk ke dalamnya. Ada kesegaran yang dirasakan ketika seseorang dapat menghirup udara segar ke dalam paru-parunya di keheningan malam itu. Pada saat sujud, seluruh berat dan daya badan dipindahkan sepenuhnya pada otot tangan, kaki, dada, perut, leher, dan jari kaki. Proses ini dilakukan berulang-ulang sesuai jumlahrakaat shalat tahajud yang kita lakukan.

Setelah oksigen masuk ke dalam paru-paru, oksigen diedarkan ke seluruh tubuh dengan lancar karena adanya pergerakan otot selama ruku’ dan sujud. Selain itu, dalam shalat seseorang juga melakukan gerakan duduk di antara dua sujud dan tahiyat yang menyebabkan adanya gerakan tumit, pangkal paha, jari tangan, jari kaki, dan lainnya. Tentu peredaran oksigen akan menjadi lancar.

KOSA KATA DUA BAHASA

KOSA KATA BAHASA INGGRIS
above
kb. yg diatas. --ks. tersebut diatas --kk. (di) atas. --kd. diatas. bebas dari. lebih tinggi dari. sukar, sulit. --ks. lebih dari biasa.
above all
apalagi, terutama sekali, terpenting
above all else
kk. di atas semuanya
above all praise
ks. terpuji
above board
ikhlas, jujur, tulus hati
above ground
di atas tanah
above mentioned
tersebut di atas

every afternoon
kk. tiap tengah hari
good afternoon
kk. selamat sore
late afternoon
kk. setelah siang

again
kk. lagi, sekali lagi, kembali. pula.
again alone
kk. sendiri lagi
again and again
berulangkali
again the wall
kb. pada dinding
against
kd. melawan, berlawanan dengan, menentang. melanggar. pada. untuk. terhadap.
against another
kkt. mengadu orang dengan orang lain
against death
kk. menentang maut


all
semua, seluruh, segala, segenap, antero
all a mass of
ks. penuh dengan
all aboard
kk. naik ke atas kapal
all about
ks. segalanya tentang. di mana-mana
all alone
ks. seorang diri
all along
sepanjang
all along the line
kk. dimana mana

always
kk. selalu, senantiasa.
always afloat
kk. kapal selalu tersedia sesuai perjanjian
always correct
kk. selalu benar
always hungry
gembul
always ready
sigap
always something else
kk. ada-ada saja

at
kd. di. pada. atas. kepada. dengan. menurut. at all sama sekali. juga. at all coats bagaimanapun juga. at best sebaiknya, dalam keadaan sebaik-baiknya. at first mula-mula. at last akhirnya. at times kadang-kadang.
at a ball
kk. pada pesta dansa
at a blow
kk. sekali pukul
at a dash
kk. dengan bergerak cepat
at a dead
kk. menemui jalan buntu
at a dead lift
kk. dalam keadaan gawat

at a dead lock
ks. menemui jalan buntu

baby
kb. (j.-bies) bayi, orok.kebayi-bayian. bermuka spt bayi. sangat muda dan murni rupanya.
baby face
kb. berwajah anak-anak
baby grand
kb. piano besar
baby hood
kb. masa bayi
baby minder
kb. wanita penjaga bayi
baby mouse
cindil
baby sitter
kb. penjaga bayi

weekend
kb. akhir pekan/minggu. w. resort tempat bertamasya (pada) akhir pekan. --kki. bertamasya akhir pekan.
Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam. Bagi Muslim, Al-Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur'an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang sangat berharga bagi umat Islam hingga saat ini. Di dalamnya terkandung petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.
Bagian-bagian Al-Qur'an
Al-Qur'an mempunyai 114 surat, dengan surat terpanjang terdiri atas 286 ayat, yaitu Al Baqarah, dan terpendek terdiri dari 3 ayat, yaitu Al-'Ashr, Al-Kautsar, dan An-Nashr.
Sebagian ulama menyatakan jumlah ayat di Al-Qur'an adalah 6.236, sebagian lagi menyatakan 6.666. Perbedaan jumlah ayat ini disebabkan karena perbedaan pandangan tentang kalimat Basmalah pada setiap awal surat (kecuali At-Taubah), kemudian tentang kata-kata pembuka surat yang terdiri dari susunan huruf-huruf seperti Yaa Siin, Alif Lam Miim, Ha Mim dll. Ada yang memasukkannya sebagai ayat, ada yang tidak mengikutsertakannya sebagai ayat.
Untuk memudahkan pembacaan dan penghafalan, para ulama membagi Al-Qur'an dalam 30 juz yang sama panjang, dan dalam 60 hizb (biasanya ditulis di bagian pinggir Al-Qur'an).
Masing-masing hizb dibagi lagi menjadi empat dengan tanda-tanda ar-rub' (seperempat), an-nisf (seperdua), dan as-salasah (tiga perempat).
Selanjutnya Al-Qur'an dibagi pula dalam 554 ruku', yaitu bagian yang terdiri atas beberapa ayat. Setiap satu ruku' ditandai dengan huruf 'ain di sebelah pinggirnya. Surat yang panjang berisi beberapa ruku', sedang surat yang pendek hanya berisi satu ruku'.
Nisf Al-Qur'an (tanda pertengahan Al-Qur'an), terdapat pada surat Al-Kahfi ayat 19 pada lafal walyatalattaf yang artinya: "hendaklah ia berlaku lemah lembut".
Sejarah Turunnya Al-Qur'an
Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui berbagai cara, antara lain:
1. Malaikat Jibril memasukkan wahyu itu ke dalam hati Nabi Muhammad SAW tanpa memperlihatkan wujud aslinya. Nabi SAW tiba-tiba saja merasakan wahyu itu telah berada di dalam hatinya.
2. Malaikat Jibril menampakkan dirinya sebagai manusia laki-laki dan mengucapkan kata-kata di hadapan Nabi SAW.
3. Wahyu turun kepada Nabi SAW seperti bunyi gemerincing lonceng.
Menurut Nabi SAW, cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun di musim dingin yang sangat dingin.
4. Malaikat Jibril turun membawa wahyu dengan menampakkan wujudnya yang asli.
Setiap kali mendapat wahyu, Nabi SAW lalu menghafalkannya. Beliau dapat mengulangi wahyu yang diterima tepat seperti apa yang telah disampaikan Jibril kepadanya. Hafalan Nabi SAW ini selalu dikontrol oleh Malaikat Jibril.
Al-Qur'an diturunkan dalam 2 periode, yang pertama Periode Mekah, yaitu saat Nabi SAW bermukim di Mekah (610-622 M) sampai Nabi SAW melakukan hijrah. Ayat-ayat yang diturunkan pada masa itu disebut ayat-ayat Makkiyah, yang berjumlah 4.726 ayat, meliputi 89 surat.
Kedua adalah Periode Madinah, yaitu masa setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah (622-632 M). Ayat-ayat yang turun dalam periode ini dinamakan ayat-ayat Madaniyyah, meliputi 1.510 ayat dan mencakup 25 surat.
Ciri-ciri Ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyyah
Makkiyah Madaniyyah
Ayat-ayatnya pendek-pendek, Ayat-ayatnya panjang-panjang,
Diawali dengan yaa ayyuhan-nâs (wahai manusia), Diawali dengan yaa ayyuhal-ladzîna âmanû (wahai orang-orang yang beriman).
Kebanyakan mengandung masalah tauhid, iman kepada Allah SWT, hal ihwal surga dan neraka, dan masalah-masalah yang menyangkut kehidupan akhirat (ukhrawi), Kebanyakan tentang hukum-hukum agama (syariat), orang-orang yang berhijrah (Muhajirin) dan kaum penolong (Anshar), kaum munafik, serta ahli kitab.
Ayat Al-Qur'an yang pertama diterima Nabi Muhammad SAW adalah 5 ayat pertama surat Al-'Alaq, ketika ia sedang berkhalwat di Gua Hira, sebuah gua yang terletak di pegunungan sekitar kota Mekah, pada tanggal 17 Ramadhan (6 Agustus 610). Kala itu usia Nabi SAW 40 tahun.
Kodifikasi Al-Qur'an
Kodifikasi atau pengumpulan Al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Rasulullah SAW, bahkan sejak Al-Qur'an diturunkan. Setiap kali menerima wahyu, Nabi SAW membacakannya di hadapan para sahabat karena ia memang diperintahkan untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada mereka.
Disamping menyuruh mereka untuk menghafalkan ayat-ayat yang diajarkannya, Nabi SAW juga memerintahkan para sahabat untuk menuliskannya di atas pelepah-pelepah kurma, lempengan-lempengan batu, dan kepingan-kepingan tulang.
Setelah ayat-ayat yang diturunkan cukup satu surat, Nabi SAW memberi nama surat tsb untuk membedakannya dari yang lain. Nabi SAW juga memberi petunjuk tentang penempatan surat di dalam Al-Qur'an. Penyusunan ayat-ayat dan penempatannya di dalam susunan Al-Qur'an juga dilakukan berdasarkan petunjuk Nabi SAW. Cara pengumpulan Al-Qur'an yang dilakukan di masa Nabi SAW tsb berlangsung sampai Al-Qur'an sempurna diturunkan dalam masa kurang lebih 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Untuk menjaga kemurnian Al-Qur'an, setiap tahun Jibril datang kepada Nabi SAW untuk memeriksa bacaannya. Malaikat Jibril mengontrol bacaan Nabi SAW dengan cara menyuruhnya mengulangi bacaan ayat-ayat yang telah diwahyukan. Kemudian Nabi SAW sendiri juga melakukan hal yang sama dengan mengontrol bacaan sahabat-sahabatnya. Dengan demikian terpeliharalah Al-Qur'an dari kesalahan dan kekeliruan.
Para Hafidz dan Juru Tulis Al-Qur'an
Pada masa Rasulullah SAW sudah banyak sahabat yang menjadi hafidz (penghafal Al-Qur'an), baik hafal sebagian saja atau seluruhnya. Di antara yang menghafal seluruh isinya adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah, Sa'ad, Huzaifah, Abu Hurairah, Abdullah bin Mas'ud, Abdullah bin Umar bin Khatab, Abdullah bin Abbas, Amr bin As, Mu'awiyah bin Abu Sofyan, Abdullah bin Zubair, Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar, Ummu Salamah, Ubay bin Ka'b, Mu'az bin Jabal, Zaid bin Tsabit, Abu Darba, dan Anas bin Malik.

















Adapun sahabat-sahabat yang menjadi juru tulis wahyu antara lain adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka'b, Mu'awiyah bin Abu Sofyan, Zubair bin Awwam, Khalid bin Walid, dan Amr bin As.
Tulisan ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis oleh mereka disimpan di rumah Rasulullah, mereka juga menulis untuk disimpan sendiri. Saat itu tulisan-tulisan tsb belum terkumpul dalam satu mushaf seperti yang dijumpai sekarang. Pengumpulan Al-Qur'an menjadi satu mushaf baru dilakukan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, setelah Rasulullah SAW wafat.

"METODE UPACARA KEPRAMUKAAN"

C. Langkah-langkah Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan Siaga

1) Upacara Pembukaan Latihan

  1. Menyiapakan Alat-alat:
  • Bendera Merah Putih
  • Standar Bendera
  • Teks Pancasila
  • Teks Dwi Darma
  1. Perindukan Siaga dikumpulkan dalam bentuk lomba oleh Yanda/ Bunda, Pak Cik / Bu Cik memeriksa kebersihan anak-anak untuk memilih Barung terbaik

2) Jalanya Upacara

  1. Pemimpin Upacara memanggil anggota Perindukan Siaga, membuat lingkaran besar mengelilingi standar Bendera.
  2. Pemimpin Upacara memenggil “ Siagaaaaa... “ yang dijawab dengan “ Siapppp....”
  3. Pemimpin Upacara menjemput Pembina Upacara ( Yanda / Bunda )
  4. Pembina Upacara memasuki lingkaran upacara melalui pintu kemudian pemimpin upacara berhadapan dengan Pembina Upacara dengan Standar Bendera ada di tengah /diantara mereka berdua
  5. Pembantu Pembina ( Pak Cik / Bu Cik ) berada di sela-sela Barung
  6. Pemimpin Upacara mengambil bendera Merah Putih. Ketika sampai di garis lingkaran tanpa aba-aba seluruh peserta upacara memberi hormat kepada sang Merah Putih.
  7. Pemimpin Upacara meletakan bendera Merah Putih di standar bendera. Pemimpin Upacara memberi hormat kepada sang merah putih, kemudian menurunkan tangan diikuti seluruh peserta upacara
  8. Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
  9. Pemimpin Upacara membaca Dwi Darma ditirukan seluruh peserta upacara
  10. Pemimpin Upacara kembali ke Barungnya
  11. Pengumuman dari Pembina Upacara
  12. Pengucapan Doa oleh Pembina Upacara
  13. Upacara pembukaan latihan selesai, dilanjutkan dengan latihan

3) Upacara Penutupan Latihan

  1. Pemimpin upacara memanggil anggota perindukan Siaga membentuk lingkaran
  2. Pemimpin upacara menjemput Pembina
  3. Pemimpin upacara menyimpan bendera Merah Putih, sebelum mengambil bendera pemimpin memberi hormat terlebih dahulu. Begitu Pemimpin upacara mengambil bendera, seluruh peserta memberi hormat kepada Sang Merah Putih. Ketika bendera sampai di pintu lingkaran tanpa aba – aba penghormatan selesai
  4. Pembina upacara memberi pesan – pesan / amanat
  5. Upacara ditutup oleh Pembina upcara dengan pengucapan doa

4) Upacara Pelantikan

Upacara pelantikan dilaksanakan dalam rangka upacara pembukaan latihan, jalannya

upacara :

  1. Upacara pembukaan latihan dilaksanakan seperti biasa, setelah pembacaan Pancasila oleh Pembina dan pembacaan Dwi Darma oleh Pemimpin upcara, kemudian Pembina Upacara mengumumkan bahwa ada seorang Siaga yang akan dilantik
  2. Pemimpin Barung mengantar Siaga yang akan dilantik
  3. Pembantu Pembina ( Pak Cik / Bu Cik ) maju ke tengah lingkaran membawa atribut pelantikan
  4. Pembina Upacara mengadakan tanya jawab mengenai ujian SKU kepada Siaga yang akan dilantik
  5. Pembina Upacara menyuruh Siaga yang akan dilantik untuk berdoa
  6. Pembina Upacara berjabatan tangan dengan Siaga yang akan dilantik dengan memegang ujung Merah Putih. Semula tangan Pembina di bawah, menjelang pengucapan janji Pembina membalikkan tangan
  7. Pembina Upacara menuntun Siaga mengucap Dwi Satya. Anggota Perindukan memberi hormat ketika pengucapan janji
  8. Pemasangan atribut pelantikan, bergantian mulai dari Pembina, Pembantu Pembina
  9. Penghormatan kepada Siaga yang baru dilantik oleh Perindukan dipimpin oleh Pemimpin Upacara
  10. Pengucapan doa oleh Pembina Upacara
  11. Upacara Pelantikan selesai, dilanjutkan dengan latihan

Pertemuan sebagai alat pendidikan

Setelah mengikuti materi ini peserta dapat :

1. Menjelaskan pengertian pertemuan peserta didik

2. Menyebutkan maksud dan tujuan forum peserta didik

3. Menyebutkan jenis – jenis pertemuan peserta didik

4. Menyebutkan acara kegiatan dalam pertemuan peserta didik

5. Menjelaskan penggolongan peserta didik

pengertian

Pertemuan Pramuka adalah pertemuan antara sejumlah pramuka dari berbagai satuan Pramuka yang segolongan dan berisikan acara kegiatan dan latihan bersama (buku panduan membina,hal:27)

Mengingat bahwa pendidikan kepramukaan yang bergerak di sektor non-formal, maka Gerakan Pramuka memiliki peran sebagai pelengkap pendidikan di sekolah formal dan di keluarga untuk mengisi kebutuhan anggota Pramuka yang tidak terpenuhi dalam kedua lingkungan pendidikan tersebut.

Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Maksud pertemuan adalah memberi kegiatan yang bernilai pendidikan dengan cara dan bervariasi, menarik, menggembirakan, tidak membosankan sehingga para Pramuka mempu berswadaya, memenuhi kebutuhan hidupnya dan mambantu keluarga, masyarakat sekitar untuk mencapai kesejahteraan.

b. Tujuan

Diarahkan tercapainya Gerakan Pramuka :

  1. Meningkatkan perkembangan pribadi anak, pemuda sebagai manusia pribadi maupun mahluk sosial
  2. Mempererat rasa persaudaraan / keklauargaan
  3. Memelihara Persatuan dan Kesatuan
  4. Meningkatkan prestasi anak dan pemuda di bidang pemenuhan kebutuhan sehari – hari

c.Prinsip dasar kepramukaan

Pertemuan-pertemuan dalam kepramukaan diciptakan agar selalu terjadi proses interaktif dan komunikatif yang mempunyai muatan pendidikan dengan berpegang pengalaman Prinsip Dasar Kepramukaan dan menerapkan Metode kepramukaan sehingga kegiatan yang di lakukan “dari-oleh-untuk peserta didik” akan dapat berjalan secara terencana , teratur dan terarah.

Pertemuan-pertemuan pramuka dilaksanakan sesuai dengan golongan usia pramuka dan berpegang adanya system terpisah antara pramuka putera dan puteri.

d.Salah satu cara untuk memfungsikan gerakan Pramuka sebagai pelengkap pendidikan adalah dengan Pertemuan.

Macam-macam pertemuan pramuka

    1. Pertemuan pramuka siaga
      1. Pertemuan dalam bentuk kegiatan rutin di satuan yang biasanya diselenggarakan dalam seminggu sekali
      2. Pertemuan bersama yang di sebut peste siaga
      3. Diikuti oleh beberapa satuan pramuka siaga merupakan pertemuan yang bersifat kreatif-rekreatif, senang-senang, riang gembira, dan banyak bergerakdeduai dengan perkembangan rohani dan jasmani anak usia siaga. Pesta siaga dapat dilaksanakan vdalam bentuk :
        1. Rekreasi
        2. Permainan bersama
        3. Pameran hasil karya pramuka penggalang
        4. Pentas seni dan api unggun
        5. Perkemahan siang hari
        6. Pawai hias
    2. Pertemuan Pramuka Penggalang
      1. Pertemuan dalam bentuk kegiatan rutinn disatuannya (pasukan penggalang) sendiri yang biasanya diselenggarakan dalam seminggu sekalia
      2. Pertemuan besar Pramukla penggalang dapat siselenggarakan antara lain dalam bentuk :
        1. Latihan bersama
        2. Perkemahan
        3. Pameran hasil karya Pramuka Penggalang
        4. Pentas seni/ api unggun
        5. Penjelejahan
        6. Lomba tingkat regu penggalang
        7. Jamboree
        8. Perkemahan bakti penggalang

Pertemuan besar penggalang diikuti oleh beberapa satuan penggalang, merupakan kegiatan kreatif-rekreatif, riang gembira, penuh rasa persaudaraan perlombaan yang sehat dan sportif, serta kegiatan bakti.

    1. Pertemuan pramuka penegak dan pendega
      1. Pertemuan dalam bentuk kegiatan rutindi satuannya (Ambalan Penegak dan Racana Pandega ) sendiri dalam kegiatan penggladian diri sebelum melakukan kegiatan di luar satuanya.
      1. pertemuan bersama lain diselenggaran antara lain dalam bentuk :
        1. raimuna
        2. seminar,loka karya, vdiskusi
        3. latihan pengembangan kepemimpibnan (LPK)
        4. perkemahan Wiira Karya (PW)
        5. musyawarah penegak, pandega puteri dan putera (muspanitra)
        6. temu satuan karya pramuka (temu saka)
        7. perkemahan bakti satuan karya pramuka (pertisaka)

    1. Agar pertemuan pramuka dapat berfungsi sebagai alat pendidikan Pembina Pramuka hendaknya memasukkan nilai-nilai pendidikan pada semua acara kegiatan dalam pertemuan yang ada, dengan jalan:
      1. menetapkan sasaran dan acara pertemuan dengan tegas
      1. menetapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang dilaksanakannya disersikan dengan keadaan, kepentingan, kebutuhan peserta diidik dan masyarakat lingkungannya serta acara kegiatan pertemuan yang ada.
      2. melibatkan acara penuh peserta pertemuan dalam semua kegiatan yang disajikan dengn banyak praktek yang praktis, sehingga pada diri peserta akan terjadi proses :
        1. belajar sambil melakukan (learning by doing)
        2. belajar sambil mengajar (learning by teaching)
        3. berbuat untuk belajar (doing to learn)
        4. menncari nafkah untuk hidup(earnig to live)
        5. hidup untuk berbakti(living to server)



Api Unggun sebagai alat pendidikan

Setelah mengikuti materi ini peserta kursus dapat :

1. Menerangkan latar belakang pelaksanaan api unggun

2. Menerangkan bentuk – bentuk api unggun

3. Menerangkan sifat – sifat api unggun

4. Menyebutkan macam – macam bentuk api unggun

5. Menyebutkan syarat – syarat tempat api unggun

6. Menjelaskan nilai – nilai pendidikan dari api unggun

Api unggun merupakan salah satu bentuk kegiatan di alam terbuka khususnya pada malam hari. Pada awalnya api unggun digunakan sebagai penghangat badan dan menjauhkan diri dari gangguan binatang Buas, sekarang fungsi mendasar tersebut secara implisit masih tetap eksis, namun secara eksplisit fungsi tersebut bergeser menjadi fungsi pendidikan dengan serangkaian nilai dan tujuan diselenggarakannya Api Unggun.

Nilai pendidikan yang terkandung dalam penyelenggaraan api unggun adalah sebagai berikut:

    1. mempererat persaudaraan
    2. memupuk kerjasama (gotong royong)
    3. menambah rasa keberanian dan keparcayaan diri
    4. membuat suasana kegembiraan dan kebebasan
    5. mengembangkan bakat dan kreativitas
    6. memupuk disiplin bagi pelaku dan penonton.

Nilai – nilai pendidikan ini akan terwujud jika proses penyelenggaraan api unggun diformulasikan dengan tata cara pelaksanaan api unggun yang merangsang tercapainya nilai-nilai tersebut. Diantara tata cara yang dapat digunakan adalah:

  1. pada saat acara api unggun, anggota pramuka menciptakan suasan kegembiraaan deangan jalan menampilkan kreasi seninya, berupa musik, drama, gerakdan lagu, lawakan, sandiwara, fragmen, dan lain-lain.

Pembina pramuka yang mengikuti acara api unggun hendaklah ikut menciptakan suasana kegembiraan selama acara api unggun berlangsung.

  1. Menyusun api unggun sesuai dengan kondisi dan situasi, adapun macam susunan tersebut adalah sbb:

  • bentuk Piramida
    1. kayu disusun berbentuk piramid makin tinggi makin mengerucut
    1. piramida ada yang berbentuk segitiga ada yang berbentuk segiempat.






  • Bentuk Pagoda

Di tengah terdapat kayu besar yang dipancangkan, kayu lain disandarkan pada tonggak tersebut , di tengah –tengah diberi kayu yang mudah terbakar.

  • Bentuk Pagoda Roboh

Kita atur ujung kayu bertemu di tengah - tengah di tempat pertemuan kayu diberi kayu-kayu kecil/sampah yang mudah dibakar. Bentuk dan panjang kayu tidak sama.

  • Bentuk Kursi

Bentuk Unggun seperti kursi dan kayunya diletakkan berjajar seperti kursi.

Cara membuat:

    • Dua pancang kayyu dipancangkan sejajar condong(45-60) derajat
    • Dua kayu lain diletakakn rebah dekat pancang, selanjutnya kayu diletakkan melintang di atasnya.








Pelantikan Sebagai Alat Pendidikan

Setelah mengikuti materi, peserta diharapkan dapat :

    1. Menjelaskan pengertian tentang upacara pelantikan
    2. Menjelaskan tujuan pelantikan yang merupakan nilai-nilai pendidikan yang terkandung di
    3. dalamnya
    4. Menjelaskan langkah-langkah proses pelantikan
    5. Menjelaskan jenis-jenis upacara pelantikan pada Perindukan Siaga
    6. Menjelaskan jenis-jenis upacara pelantikan pada Pasukan Penggalang
    7. Menjelaskan jenis-jenis upacara pelantikan pada Ambalan Penegak


A. Pengertian

Upacara pelantikan merupakan serangkaian upacara dalam rangka memberikan pengakuan dan

pengesahan terhadap seorang Pramuka atas prestasi yang dicapainya.

B. Tujuan

Upacara pelantikan yang merupakan nilai-nilai pendidikan yang terkandung didalamnya. Upacara

pelantikan bertujuan agar para Pramuka yang dilantik mendapat kesan yang mendalam dan

membuka hatinya untuk dapat menerima pengaruh Pembinanya dalam usaha membentuk manusia

yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, peduli pada

tanah air, bangsa, masyarakat, alam lingkungan serta peduli kepada dirinya sendiri dengan

berpedoman pada Satya dan Darma Pramuka.

C. Langkah-langkah proses pelantikan

Setelah menyelesaikan tugas dan kewajiban (menyelesaikan SKU, SKK, SPG, dan lainnya) dengan

baik, para Pramuka masih merasa perlu berusaha agar prestasinya tersebut mendapat pengakuan

dan pengesahan dari lingkungan dengan jalan melewati upacara pelantikan.

Hal-hal yang dilakukan dalam proses pelantikan sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Persiapan mental

Yang dimaksud persiapan mental adalah mempersiapkan peserta didik agar dengan

sukarela mau mengucapkan janji/satya Pramuka, serta dengan ikhlas mau mengamalkan

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Persiapan fisik

Ialah persiapan peralatan pelantikan : bendera Merah Putih, standar bendera, tanda-tanda

pelantikan/TKU, TKK, PG dan alat-alat penunjang lainnya.

2. Pelaksanaan pelantikan

a. Adanya Bendera Merah Putih sebagai pelantikan merupakan media untuk menumbuhkan

jiwa kebangsaan, cinta tanah air, patriotisme, persatuan dan kesatuan bangsa.

b. Wawancara/tanya jawab antar Pembina dengan yang akan dilantik untuk menanamkan

komitmennya terhadap Kepramukaan, kemasyarakatan, kemandirian percaya diri,

kepemimpinan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

c. Pengucapan Satya Pramuka secara sukarela oleh calon.

d. Tata urutan acara yang rapi serta formasi barisan sesuai dengan golongannya.

e. Dilaksanakan dalam suasana khidmat

f. Adanya doa untuk memberikan kekuatan batin kepada yang dilantik.

D. Variasi tata upacara pelantikan dimungkinkan dapat dilaksanakan asal tidak mengaburkan makna pelantikan yang ada.

E. Susunan acara dan formasi barisan pelantikan dimungkinkan dapat dilaksanakan asal tidak mengaburkan makna pelantikan yang ada.

F. Macam-macam upacara palantikan

1) Upacara Penerimaan angota

2) Upacara Kenaikan tingkat

3) Upacara Pindah golongan

4) Upacara Penyematan TKK

5) Upacara Penyematan TKG

6) Upacara Pemberian penghargaan

G. Upacara Pelantikan Pramuka Siaga

1) Penerimaan anggota (Calon sudah menyelesaikan SKU Siaga Mula) dilaksanakan sesudah

upacara pembukaan latihan, dengan susunan acara sebagai berikut :

a. Calon Siaga yang akan dilantik diantar oleh pimpinan barungnya menghadap Pembina (

Yanda/Bunda)

b. Para Siaga yang sudah dilantik menjadi Siaga Mula/Siaga Bantu/ Siaga Tata maju satu

langkah

c. Yanda/Bunda bertanya tentang SKU yang telah diselesaikan kepada calon.

d. Ucapan Janji ” Dwi Satya ” dengan dituntun oleh Yanda/Bunda sedangkan tangan

ditempelkan di dada kirinya.

e. Pembina menyematkan TKU Siaga mula sambil memberikan nasehat seperlunya.

f. Sulung memberu ucapan selamat diikuti semua anggota perindukan.

g. Pembina memimpin doa.

h. Pemimpin barung membawa temannya yang baru dilantik untuk bergabung dengan

barungnya.

i. Yanda/Bunda membubarkan barisan, selanjutnya perindukan melanjutkan kegiatannya.

2) Kenaikan Tingkat (dari Siaga Mula ke Siaga Bantu, Siaga Bantu ke Siaga Tata). Proses kenaikan

tingkat pada hakekatnya sama dengan proses penerimaan calon, bedanya hanya sebelum

penyematan TKU baru ( Siaga Bantu/Tata) TKU sebelumnya (TKU Siaga Mula/Bantu) dilepas

oleh Pembinanya (Yanda/Bunda).

3) Penyematan TKK, prosesnya sama dengan acara pelantikan kenaikan tingkat: bedanya TKK

lama tidak dilepas dulu, sedangkan TKK baru langsung ditambahkan.

4) Perpindahan dari golongan Pramuka Siaga ke Pramuka Penggalang diwajibkan kepada Pramuka

yang telah berusia sebelas tahun yang berkeinginan untuk melanjutkan kegiatannya sebagai

Pramuka Penggalang diatas sebagai berikut:

Proses di Perindukan Siaga

Dilakukan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan, dengan susunan upacara sebagai berikut:

1. Pramuka Siaga yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapan dengan Pembina

(Yanda/Bunda).

2. Penjelasan Pembina bahwa kepindahan Golongan Pramuka Siaga ke Penggalang semata-mata

karena usia Pramuka Siaga tersebut telah mencapai 11 tahun.

3. Pesan Yanda/Bunda kepada Siaga yang akan pindah ke Penggalang.

4. Pramuka Siaga yang akan pindah golongan berpamitan kepada temannya di Perindukan.

5. Yanda/Bunda mengantar ke Pasukan Penggalang.

Proses di Perindukan Siaga dan Pasukan Penggalang dilakukan dalam rangkaian upacara

pembukaan dengan susunan upacara sebagai berikut:

1. Penyerahan Siaga dari Yanda/Bunda ke Pembina Penggalang.

2. Penerimaan calon anggota oleh Pembina Penggalang sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di

Pasukan Penggalang tersebut.

3. Pembina Siaga kembali ke Perindukan untuk melanjutkan kegiatannya.

4. Calon anggota diperkenalkan kepada semua anggota Pasukan kemudian diserahkan kepada

regu yang sudah siap menerimanya.

5. Ucapan selamat dari semua anggota Pasukan dilanjutkan acara kegiatan yang sudah

diprogramkan.